Senin, 11 April 2011

Kisah Gambar Soekarno-Hatta di dalam Uang Pecahan 100.000 Rupiah

cuman mau berbagi cerita nihhh...

Alkisah gambar proklamator Soekarno-Hatta ði lembar uang pecahan Rp.100.000 sedang berbincang santai ði suatu sore bersama tumpukkan lembaran uang lainnya dalam sebuah dompet kulit..
Bung karno : kadang saya iri kalo liat kapiten pattimura di duit seribuan itu,,

Bung Hatta : lho emangnya ada apa dgn beliau..tanya lukisan bung hatta sambil memperbaiki posisi bingkai kacamata tebalnya
Bung karno : lha coba anda bayangkan,hubungannya begitu dkt dgn rakyat kecil dibanding kita2 ini, padahal aslinya saya dikenal dekat dgn orang2 kalangan menengah ke bawah dan orang2 susah,,
Bung Hatta : maksudnya gimana seehh..??
Bung karno : coba tuh perhatikan..kapiten pattimura itu zaman skrng ini sangat akrab sama tukang sayur,pedagang asongan,tukang parkir,apalagi sama pengemis pinggir jalan,dia jg sering I'tikaf dlm kotak infak di masjid juga dlm keranjang sumbangan keliling..
Sekarang lihat nih kita.. Saya rasanya maluuuuuu banget kita malah skrng sering nongkrong di bioskop ¤,di mall,supermarket,kita jg sering banget dibawa ke restoran mewah,toko perhiasan dan toko pakaian kelas atas,,
Saya sekali kali pengen jg masuk ke dlm kotak infak ði masjid itu,ato ði ajak berkunjung ke rmh pengemis lumpuh dipojokan toko sana, siapa tau anaknya sdng menunggu dia plng untuk membeli beras,,waahh pasti menyenangkan yaa mendengar doa dan ucapan syukur mereka saat pengemis itu membawa saya berkunjung ke rumahnya,,

"Iya ya pa.. Saya sebenernya jg ingin merasakan hal yg sama dgn bapak2 lho," tiba2 lukisan I Gusti Ngurah Rai di pecahan uang Rp.50.000 yg sedang sedari tadi mendengarkan perbincangan itu ikut nimbrung.

"Saya jg srng merasa. Nggak enak hati sama lukisan lukisan Kapiten Pattimura.pernah seeh kadang2 saya ikut masuk dalam kotak infak ði masjid, wuuiiihhhh.. Isinya penuh sang kapiten semua.. Ya ada jg memang beberapa lembar Tuanku Imam Bonjol dan Cut Nyak Dien disana, tapi itu masih bisa dihitung pake jari," smbng lukisan I Gusti Ngurah Rai

Tiba2 terdengar suara serak berat dari salah satu lembaran uang dlm dompet itu ;

"Sudahlah..mudah2an nanti kalian bakalan sering mencicipi nikmatnya masuk dalam kotak infak masjid itu ato dibawa berkunjung ke rumah mereka yang dhuafa itu"

Ternyata itu suara lukisan kapiten pattimura.terlihat lembarannya sudah sangat kusam dan dekil pertanda sudah sangat sering berpindah tangan.jauh beda kalo dibanding lukisan Bung Karno dan bung Hatta jg lukisan I Gusti Ngurah Rai yg terlihat masih rapi dan licin.

"Mereka umumnya masih blm paham kalo hrta milik mrk itu sejatinya adalah apa yg mrk berikan yg bermanfaat bagi orang lain. Mereka terlalu egois untuk memenuhi keinginan2 mrk saja dan jrng memperhatikan orng sekitar yg membutuhkan. Herannya untuk sesuatu yg bahkan tidak terlalu penting, malah mereka tidak segan2 untuk mengeluarkan uang sebesar apapun asal itu untuk memenuhi hasratnya" sambung lukisan kapiten pattimura

Selang beberapa waktu, tiba2 terdengar suara seorang manusia dari luar dompet yg pengap ;

"Tolong berilah saya sedekah pak,keluarga kami belum makan dari pagi."

Pemilik dompet mengeluarkan dompetnya dari saku celana. Jari jemarinya menyentuh dan memilih satu persatu lembaran uang yg ada ði dalamnya.

Semua menahan napas,sambil berharap merekalah yg akan dibawa pergi untuk kali ini

Dan selembar uangpun akhirnya keluar dari dompet tadi berpindah tangan ke seorang pengemis, selembar uang kumal bergambar kapiten pattimura.

Dengan tersenyum kecut Sang Kapiten melambaikan tangannya meninggalkan lembaran lain yg hanya bisa menghela napas panjang..keceewwaaa..

rasanya jadi kesentil juga neehh..
Mudah2an kita tidak pernah kecewa untuk mengeluarkan bung Karno dan bung Hatta dari dompet kita untuk sodara kita yg tidak mampu dan sangat membutuhkan.. amiinn

itulah akhir dari ceritanya..mudah2 kita bisa mengambil hikmah didalamnnya..indahnya berbagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar